Obat Herbal dan Terapi ARV

Saya berusia 30 tahun, sudah mengonsumsi obat antiretroviral sejak tujuh tahun yang lalu. Saya beristri dan punya anak laki – laki berumur lima tahun. Anak kami tumbuh dengan baik. Saya diketahui mengidap infeksi HIV dan dirawat di rumah sakit selama satu bulan karena telah terkena infeksi oportunistik tujuh tahun lalu. Infeksi tersebut dapat diatasi dan saya berobat jalan dengan minum obat ARV (antiretroviral) secara teratur. Istri saya tidak terinfeksi HIV. Sekarang saya hanya berkonsultasi dua bulan sekali kepada dokter karena virus dalam darah saya sudah tidak terdeteksi dan CD4 saya lebih dari 500.

Banyak sekali tawaran obat baru, termasuk obat herbal untuk penyembuhan HIV. Saya percaya bahwa obat herbal dapat membuat tubuh saya lebih kuat dan sehat, iya namanya juga herbal produk alami, namun saya juga percaya kepada dokter atau medis untuk terus minum obat ARV secara teratur. Saya rasa apabila kedua pengobatan itu dilakukan bersama-sama virus HIV didalam tubuh pun akan semakin “malas” untuk keluar dan merusak sistem kekebalan dari tubuh saya.

Inilah salah satu kisah yang pernah dibagikan oleh #SahabatPuzzle lewat Whatsapp Puzzle Indonesia, masih banyak pula sahabat-sahabat diluar sana yang bertanya apakah mengkonsumsi obat Herbal akan mengganggu penggobatan dari terapi ARV ?

Jadi seperti ini penjelasannya, Mereka yang telah terinfeksi dapat memanfaatkan obat ARV yang terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko kematian. Bahkan, obat ARV juga dapat mengurangi risiko penularan HIV. Perilaku yang tidak beresiko dapat mencegah infeksi baru dan obat ARV dapat memulihkan kesehatan ODHIV dan ODHA, program obat ARV bersubsidi penuh ini mendukung keberhasilan menurunkan angka kematian akibat HIV di Indonesia. Jika semula angka kematian di masyarakat dapat mencapai 42 persen, dewasa ini angka kematian akibat HIV dapat ditekan menjadi di bawah 5 persen. Angka kematian ini masih dapat ditekan lagi sekiranya HIV ditemukan sejak dini dan orang yang terinfeksi cepat minum ARV.

Obat herbal posisinya bukan untuk menghentikan penggandaan virus HIV, melainkan sebagai obat tambahan, misalnya meningkatkan nafsu makan. Risiko jika kamu menghentikan obat ARV dan kemudian minum kembali setelah virus menggandan diri seperti semula adalah timbulnya resistensi sehingga obat ARV tidak mempan lagi menghentikan pertumbuhan virus HIV. Meski penelitian telah lama dilakukan, namun sampai saat ini orang dengan HIV masih harus minum ARV secara teratur. Mengkonsumsi obat Herbal serta melakukan terapi ARV tidak pernah dilarang oleh dokter manapun selama penggunaannya aman dan konsultasi terlebih dahulu sebelum meminumnya, yang dilarang itu ketika sudah mulai merasa SEHAT dengan mengkonsumsi kedua obat tersebut malah terapi ARVnya dihentikan dengan alasan sudah SEMBUH dan BOSAN.

Jadi akan lebih bijak apabila #SahabatPuzzle dapat memilah informasi yang baik mengenai penggunaan obat Herbal dan terapi ARV, apakah bener obat Herbal terbukti dapat menyembuhkan orang dengan HIV tanpa disertai dengan terapi Antiretroviral ?

Sering-seringlah melakukan konsultasi dengan dokter, konselor atau pendamping sebaya yang bisa kamu temui di kota tempat tinggal masing-masing. Salam Sehat Sahabat Puzzle!

Perkumpulan Puzzle Indonesia adalah sebuah pusat informasi dan edukasi terkait kesehatan masyarakat khususnya HIV dan AIDS

Supported by :

Hubungi Kami

Basecamp Perkumpulan Puzzle Indonesia
JL. Desa Gg Desa 1 No. 25 RT 03 RW 02
Kel. Babakansari Kec. Kiaracondong
Bandung 40283 Jawa Barat

022-20541982

[email protected]